Ancaman baru tarif yang diumumkan oleh Trump pada hari Jumat disambut dengan reaksi negatif dari para investor yang khawatir akan dampaknya. Mereka mengingat kejadian pada musim semi sebelumnya dimana tarif yang dikenakan pada barang-barang China melonjak hingga angka yang sangat tinggi. Hal ini menyebabkan pasar saham anjlok secara signifikan, dengan Dow Jones turun 878 poin (1,9%), S&P 500 turun 2,7%, dan Nasdaq yang berisi banyak saham teknologi anjlok 3,5%.
Tindakan yang diambil oleh Trump ini menuai kekhawatiran dari pelaku bisnis, investor, dan konsumen, meskipun belum pasti apakah semua ancamannya akan dilaksanakan. Amerika Serikat dan Tiongkok merupakan dua kekuatan ekonomi terbesar di dunia yang saling bergantung satu sama lain. AS mengimpor barang senilai ratusan miliar dolar dari Tiongkok, termasuk elektronik, pakaian, dan furnitur, sementara Tiongkok merupakan salah satu pasar ekspor utama bagi Amerika.
Terkait dengan ancaman tarif ini, sebelumnya Trump pernah mendorong para CEO terutama di bidang teknologi, untuk memindahkan produksi ke AS. Namun, banyak perusahaan telah mengumumkan investasi besar di sektor manufaktur AS sehingga pintu bagi kelonggaran kebijakan pun terbuka. Semua pihak terkait dengan ketiga implikasi ini harus memantau perkembangan selanjutnya dengan cermat untuk mengantisipasi dampak yang mungkin terjadi di masa depan.







