Purbaya menyatakan bahwa likuiditas di pasar global saat ini lebih longgar, memberi kesempatan bagi negara-negara besar seperti Amerika Serikat (AS) untuk melakukan kebijakan moneter yang lebih longgar. Meskipun suku bunga di AS sempat tinggi, masih ada ruang untuk penurunannya guna mendorong pertumbuhan ekonomi. Menurutnya, potensi pertumbuhan ekonomi AS masih kuat di angka 2-3 persen, dan jika melebihi angka tersebut, ekonomi dapat mengalami “overheating”. Hal ini menunjukkan bahwa masih ada kelonggaran kebijakan untuk mengatur pertumbuhan ekonomi. Menurut Purbaya, AS memiliki kemampuan untuk merespon perubahan ekonomi dengan menurunkan suku bunga guna memacu pertumbuhan seiring dengan potensi ekonominya yang ada. Jika ekonomi AS tumbuh di atas 2-3 persen, dapat menyebabkan overheating dan keseimbangan tertentu dalam pertumbuhan ekonomi. Selain itu, Purbaya juga menyoroti kemungkinan rebound ekonomi jika suku bunga diturunkan oleh AS.
© kabariwarga.com