Sebuah penelitian terbaru telah mengungkapkan fosil nyamuk tertua di dunia yang berusia 99 juta tahun. Penemuan ini dianggap dapat memberikan wawasan yang lebih mendalam tentang evolusi serangga tersebut. Fosil ini berasal dari era Cretaceous dan ditemukan di wilayah Kachin di Myanmar. Fosil larva nyamuk ini merupakan yang pertama kali terjaga dalam amber dari periode tersebut. Sebelumnya, fosil nyamuk yang ditemukan hanyalah nyamuk dewasa. Menurut laporan dari The Independent, fosil larva ini diidentifikasi sebagai spesies baru dari genus baru yang dinamai Cretosabethes primaevus. Kelompok nyamuk dari periode ini, Burmaculicinae, telah punah dan merupakan bagian terpisah dari kelompok nyamuk Culicidae. Ilmuwan menggambarkan fosil ini sebagai “keberuntungan langka” karena proses pembentukannya memerlukan tetesan getah pohon yang jatuh ke dalam kolam kecil untuk mengawetkan larva di air. Para peneliti menjelaskan bahwa larva Cretosabethes primaevus mirip dengan nyamuk modern, hidup di genangan air kecil seperti pada tempat yang terbuat dari cabang pohon atau daun-daun tumbuhan. Penemuan ini memberikan petunjuk baru tentang asal-usul dan perkembangan nyamuk sejak periode Cretaceous. Dengan hasil penelitian ini, para ilmuwan menemukan indikasi kuat bahwa nyamuk telah mengalami diversifikasi pada periode Jurassic dan bahwa morfologi larva nyamuk telah tetap mirip selama jutaan tahun.
