Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, memperkenalkan program unggulan Presiden Prabowo Subianto, Sekolah Garuda, di Ambon, Maluku. Tujuan program ini adalah mencetak siswa-siswi Indonesia yang mampu diterima di universitas-universitas terbaik di dunia. Meutya mengungkapkan pentingnya mengirimkan anak-anak muda Indonesia ke luar negeri agar mereka dapat memperoleh ilmu yang kemudian dapat diterapkan kembali di tanah air. Indonesia masih memiliki jumlah yang sedikit dibandingkan dengan negara-negara seperti China dan India dalam mengirim siswa ke luar negeri. Oleh karena itu, keberadaan perwakilan, diaspora, dan pelajar yang membawa pengetahuan kembali ke Indonesia sangat diperlukan.
Program Sekolah Garuda diperkenalkan di 16 titik di seluruh Indonesia. Fase pertama program ini terdiri dari 12 Sekolah Garuda Transformasi dan 4 lokasi pembangunan Sekolah Garuda Baru. Sekolah Garuda Transformasi merupakan sekolah yang telah ada sebelumnya dan diubah menjadi Sekolah Garuda, sementara Sekolah Garuda Baru dibangun dari awal. Pemerintah menargetkan akan ada 80 Sekolah Garuda Transformasi dan 20 Sekolah Garuda Baru pada tahun 2029. Program ini merupakan inisiatif Presiden Prabowo yang bertujuan untuk memajukan pendidikan yang merata di seluruh Indonesia.
Selain itu, Sekolah Garuda juga mengusung tiga pilar penting. Pertama, sebagai penyeimbang akses untuk pemerataan kesempatan berprestasi. Kedua, sebagai tempat inkubasi pemimpin masa depan yang diharapkan dapat membentuk karakter kepemimpinan yang kuat menuju cita-cita Indonesia Emas 2045. Terakhir, program ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi akademik siswa dan membangun jiwa pengabdian masyarakat. Selain fokus pada prestasi, siswa juga diharapkan memiliki semangat untuk memberikan kontribusi positif setelah memperoleh ilmu pengetahuan dari berbagai belahan dunia.








