Sebuah startup dari Jepang telah mengumumkan bahwa mereka awalnya tidak akan membebankan biaya transaksi untuk stablecoin mereka, yang dikenal sebagai JPYC, dengan tujuan memperluas penggunaan dan mendapatkan keuntungan dari bunga atas kepemilikan JGB. Tomoyuki Shimoda, seorang mantan eksekutif BOJ yang kini menjadi akademisi di Universitas Rikkyo Jepang, menyebutkan bahwa stablecoin yen akan memerlukan waktu untuk merambah, berbeda dengan stablecoin yang didukung oleh dolar AS yang sudah menjadi mata uang cadangan dunia yang digunakan secara luas. Shimoda menyatakan bahwa masih terdapat banyak ketidakpastian mengenai seberapa luas stablecoin yen akan diterima di Jepang, namun potensinya bisa meningkat jika bank-bank besar turut serta dalam pasar tersebut. Namun, ia memperkirakan bahwa proses ini akan memakan waktu setidaknya dua hingga tiga tahun. Penting untuk dicatat bahwa setiap keputusan investasi sepenuhnya berada di tangan pembaca. Sebaiknya dilakukan penelitian dan analisis sebelum melakukan transaksi jual beli aset kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan maupun kerugian yang mungkin timbul dari keputusan investasi pengguna.







