Harga chip memori DRAM sedang mengalami kenaikan di pasar global, yang mulai berdampak pada industri smartphone. Kenaikan ini dipicu oleh meningkatnya permintaan dari sektor kecerdasan buatan (AI). Produsen besar seperti Samsung dan SK Hynix pun mulai lebih fokus memproduksi memori berkecepatan tinggi untuk server dan sistem AI, mengakibatkan pasokan chip DRAM untuk smartphone menjadi terbatas dan harganya naik.
Salah satu perusahaan yang terkena dampak langsung adalah Xiaomi. Presiden Xiaomi, Lu Weibing, menyatakan bahwa biaya memori naik jauh dari perkiraan, sehingga harga seri terbaru mereka, Redmi K90 Pro, harus disesuaikan. Contohnya, model Redmi K90 dengan RAM 12 GB dan penyimpanan 256 GB kini dijual dengan harga lebih tinggi dibanding seri K80 tahun sebelumnya. Kenaikan ini memicu keluhan konsumen, namun Xiaomi memberikan potongan harga untuk varian tertentu selama bulan pertama penjualan.
Kenaikan harga saat ini hanya berlaku untuk lini Redmi K90 Pro yang menggunakan memori kelas premium. Xiaomi belum memutuskan apakah kebijakan ini akan diterapkan pada model lainnya. Namun, dengan tren harga DRAM yang terus meningkat, kemungkinan besar smartphone lain juga akan terkena dampak. Dalam situasi seperti ini, apakah sebaiknya produsen menyesuaikan harga atau menekan margin keuntungan agar harga smartphone tetap terjangkau, itu tergantung pada strategi masing-masing produsen. Tetapi yang pasti, harga chip DRAM yang naik akan berdampak pada harga smartphone secara keseluruhan.








