Pada Minggu malam (5/10), sebuah meteor dengan ukuran ‘cukup besar’ melintasi langit Cirebon dan menimbulkan suara dentuman keras. Peneliti dari Pusat Riset Antariksa BRIN, Thomas Djamaluddin, menjelaskan bahwa data yang dikumpulkan menunjukkan meteor melintas sekitar pukul 18.30-18.35 WIB, dengan gelombang kejut terdeteksi pada pukul 18.39 WIB.
Menurut Thomas, kecepatan tinggi dari meteor berukuran agak besar dapat menimbulkan gelombang kejut yang menghasilkan suara dentuman. Suara keras tersebut terdengar di wilayah Kuningan, Cirebon, hingga laporan warga Tegal dan Pekalongan. Thomas memastikan bahwa meteor jatuh di Laut Jawa, membantah klaim bahwa meteor tersebut menyebabkan kebakaran dekat Tol Cipema.
Dengan mengacu pada kasus meteor di Rusia (2013) dan Boni (2008), Thomas memperkirakan ukuran meteor di Cirebon berkisar antara 3-5 meter. BMKG Stasiun Kertajati juga menyoroti bahwa suara dentuman dapat berasal dari berbagai faktor termasuk sambaran petir, aktivitas gempa bumi, atau longsor. Namun, tidak ada indikasi awan konvektif di sekitar wilayah Cirebon saat kejadian berlangsung.
Meskipun BMKG tidak memiliki instrumen khusus untuk mendeteksi pergerakan meteor atau benda langit, pihak yang berwenang dalam fenomena meteor diatur oleh lembaga seperti BRIN. Dengan demikian, jawaban atas dentuman keras yang terjadi saat meteor melintasi Cirebon semakin jelas bagi publik.
