Lisa Tinschert, Direktur Program Energi GIZ Indonesia/ASEAN, mengungkapkan bahwa Indonesia, sebagai pusat maritim di wilayah ini, memberikan peluang unik untuk mendorong tujuan bersama dalam menghadapi perubahan iklim. Menurutnya, hidrogen hijau memegang peranan penting dalam transisi energi, dan melalui proyek H2Uppp, mendukung pengembangan wirausaha lokal dan proyek-proyek guna mempercepat pertumbuhan pasar hidrogen global. Dengan menggabungkan teknologi dan konteks lokal, inisiatif ini tidak hanya menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi, tetapi juga mendukung transfer teknologi yang bernilai.
HDF Energy tengah mengembangkan 23 pembangkit listrik hidrogen Renewstable® di wilayah Indonesia Timur, dengan investasi potensial mencapai USD 2,3 miliar. Proyek-proyek ini menggabungkan pembangkit listrik tenaga surya dengan penyimpanan energi dalam bentuk hidrogen hijau, untuk menyediakan listrik bersih 100% yang stabil dan tak terputus ke jaringan listrik, baik siang maupun malam hari. Dengan menghasilkan hidrogen hijau dengan biaya marjinal yang kompetitif, pembangkit Renewstable® juga membuka peluang untuk menyediakan hidrogen hijau guna mendukung dekarbonisasi transportasi maritim.
Hidrogen yang dihasilkan dapat digunakan untuk menggerakkan sel bahan bakar berdaya tinggi yang dikembangkan oleh HDF Energy, menyediakan solusi modular dan andal untuk konversi armada kapal maritim. Melalui proyek ini, HDF Energy menerapkan pendekatan terintegrasi yang unik: memproduksi hidrogen hijau secara lokal sekaligus menyediakan solusi propulsi kapal tanpa emisi berbasis teknologi sel bahan bakar. Inisiatif ini berkontribusi langsung pada Peta Jalan Net Zero Emission untuk Sektor Energi dan Peta Jalan Nasional Hidrogen Indonesia, serta memperkuat upaya nasional dalam dekarbonisasi transportasi maritim, meningkatkan ketahanan energi bagi komunitas kepulauan, dan mendorong pengembangan ekosistem hidrogen yang berkelanjutan.








